Medan – Suasana haru menyelimuti kediaman Bunga Dahlia Tanjung di jalan Bangun Sari IV, Jermal III, kota Medan pada Senin (15/9), saat keluarga besar menggelar acara syukuran tujuh bulanan kehamilan. Acara yang sarat nilai religius dan budaya, menjadi momentum penting bagi keluarga dan kerabat untuk mempererat tali silaturahmi serta memanjatkan doa demi kelancaran proses persalinan yang akan datang.
Tradisi tujuh bulanan yang dalam tradisi dikenal sebagai mitoni, merupakan salah satu ritual adat yang dilaksanakan ketika usia kehamilan memasuki bulan ketujuh. Meskipun berasal dari tradisi Jawa, prosesi ini telah menjadi bagian dari praktik budaya lintas suku yang dilakukan oleh berbagai masyarakat Indonesia, termasuk di Medan, dengan berbagai adaptasi lokal.
Dalam prosesi yang berlangsung khidmat dan penuh kehangatan tersebut, Bunga Dahlia yang tengah mengandung anak pertamanya, tak kuasa menahan rasa haru ketika menyampaikan sambutan di hadapan para tamu. Ia mengungkapkan rasa syukur dan harapannya yang tulus agar proses persalinannya kelak dapat berjalan lancar dan tanpa hambatan.
“Saya memohon doa dari semua keluarga, sahabat, dan orang-orang terdekat agar persalinan nanti diberi kelancaran. Semoga saya dan bayi dalam kandungan selalu diberikan kesehatan serta keselamatan sampai waktu persalinan tiba,” ucap Bunga dengan haru.
Menambah makna dalam acara tersebut, syukuran tujuh bulanan juga bertepatan dengan peringatan hari ulang tahun sang ibu, Torlia Bancin, yang bertepatan pada 15 September 2025. Momen tersebut menambah suasana menjadi lebih spesial, karena mempertemukan dua kebahagiaan dalam satu hari harapan akan kelahiran cucu kedua dan syukur atas usia sang ibu yang bertambah.
“Saya mengucapkan rasa syukur kepada Allah karena diberikan kesehatan dan rezeki. Terlebih lagi, cucu yang akan menambah keluarga besar nantinya. Untuk para keluarga serta tamu yang sudah memberikan support kepada kami, semoga Allah yang memberikan pahala berlipat ganda,” tutur Torlia Bancin, yang tak kuasa menutupi rasa bahagianya.
Sebagai wujud rasa syukur atas usia kehamilan yang memasuki bulan ketujuh, keluarga Bunga Dahlia juga membagikan nasi syukuran kepada para tamu yang hadir. Hidangan tersebut dibagikan kepada sanak famili, jiran tetangga, serta kerabat dekat, mencerminkan semangat berbagi yang telah menjadi bagian tak terpisahkan dari budaya masyarakat.
Penyajian hidangan bukan semata-mata sebagai bentuk jamuan, melainkan juga simbol dari harapan dan doa agar calon bayi yang akan lahir kelak membawa keberkahan dan kebahagiaan bagi keluarga. Prosesi juga diyakini sebagai bagian dari upaya spiritual untuk menjaga kesehatan dan keselamatan ibu serta janin menjelang kelahiran.
Acara berlangsung secara sederhana namun penuh makna. Doa bersama, prosesi adat, serta sambutan-sambutan dari keluarga menjadi bagian utama rangkaian acara. Meski tanpa kemewahan berlebihan, suasana kekeluargaan yang erat menjadikan syukuran tujuh bulanan tersebut terasa sangat istimewa.
Dalam era modern yang serba praktis, keberlangsungan tradisi seperti tujuh bulanan menunjukkan bahwa nilai-nilai budaya masih tetap memiliki tempat di tengah masyarakat. Bukan hanya soal ritual adat, namun juga menjadi sarana memperkuat ikatan sosial antaranggota keluarga dan komunitas.
Rangkaian acara ditutup dengan ungkapan terima kasih dari Bunga Dahlia Tanjung kepada para tamu yang telah menyempatkan hadir dan memberikan doa serta dukungan moril.
“Semoga acara syukuran menjadi awal yang baik untuk fase baru dalam kehidupan kami. Kehadiran keluarga dan sahabat membuat acara ini semakin berarti,” ungkapnya penuh rasa syukur.
Dengan berlangsungnya acara syukuran dan dan peringatan ulang tahun ibunda tercinta, terlihat jelas bahwa momen kehamilan bukan hanya menjadi tanggung jawab seorang ibu, namun menjadi bagian dari kebersamaan seluruh keluarga dan masyarakat. Tradisi, doa, serta dukungan sosial menjadi pilar penting dalam menyambut kehidupan baru yang akan segera hadir. (Bustami)




























