Medan, – Jika Anda menyebut kuliner khas Medan, nama Sate Memeng hampir dipastikan akan muncul dalam daftar teratas. Berlokasi di Jalan Irian Barat, Medan, warung sate legendaris ini telah menjadi ikon kuliner yang melegenda di ibu kota Sumatera Utara sejak pertama kali dibuka pada tahun 1950 oleh almarhum H. Saimin. Kini, setelah 75 tahun beroperasi, Sate Memeng tetap eksis dan menjadi destinasi wajib bagi pecinta sate, baik dari dalam negeri maupun mancanegara.
Warung sate yang dulunya hanya dikenal di kalangan warga Medan, kini telah menjangkau pasar kuliner nasional bahkan internasional. Nama Sate Memeng bukan hanya dikenal di Sumatera, tetapi juga sering disebut dalam berbagai ulasan wisata kuliner Nusantara. Keberhasilan mempertahankan cita rasa autentik selama lebih dari tujuh dekade menjadi alasan utama tetap diminati berbagai kalangan.
Saat ini, warisan kuliner tersebut diteruskan oleh generasi keempat dari keluarga pendiri. Zulkarnain Saimin, anak pertama dari H. Saimin, melanjutkan usaha yang kini dikelola bersama anak-anaknya. Konsistensi dalam mempertahankan resep turun-temurun menjadi kunci utama dalam menjaga eksistensi warung sate ini.
Salah satu karyawan Sate Memeng, Hendrik (36), mengungkapkan bahwa meskipun zaman telah berubah dan banyak kuliner baru bermunculan, Sate Memeng tetap menjadi pilihan utama karena keaslian rasa yang tidak tergantikan.
“Kalau orang bilang Sate Memeng, pasti langsung ingat Jalan Irian Barat. Dari dulu sampai sekarang, tempatnya enggak pernah pindah. Itu juga yang bikin pelanggan merasa nostalgia,” ujar Hendrik kepada awak media, Jumat (25/7).
Menurut Hendrik, warung Sate Memeng mulai buka setiap hari pukul 16.00 WIB hingga pukul 23.30 WIB. Menu andalan yang ditawarkan antara lain sate kambing, sate lembu, paru, hati, dan sate ayam. Pilihan bumbu yang disajikan juga bervariasi, mulai dari bumbu kacang, kecap, hingga bumbu khas Padang.
“Resep bumbu kami adalah resep keluarga H. Saimin yang sudah diwariskan secara turun-temurun. Inilah yang membuat cita rasa Sate Memeng tetap konsisten dan digemari sejak dahulu,” tambahnya.
Selain kualitas rasa, faktor lain yang membuat Sate Memeng tetap bertahan adalah kesetiaan pelanggan. Banyak pelanggan yang telah mengenal sate ini sejak masa kecil, kini membawa anak dan cucu mereka untuk mencicipi rasa yang sama seperti yang mereka nikmati puluhan tahun lalu.
Sate Memeng bukan sekadar tempat makan, tetapi juga menjadi bagian dari sejarah dan budaya kuliner Medan. Keberadaannya selama 75 tahun menjadi bukti bahwa konsistensi, kualitas, dan nilai warisan keluarga adalah fondasi kuat dalam membangun usaha kuliner yang bertahan lintas generasi. (Bustami)