Medan – Kota Medan tengah mengalami kelangkaan bahan bakar minyak (BBM) sejak banjir besar melanda kawasan tersebut pada Rabu (26/11/2025). Banjir terjadi setelah hujan deras mengguyur kota selama tiga hari berturut-turut, mengakibatkan sejumlah infrastruktur rusak dan aktivitas masyarakat terganggu. Distribusi energi menjadi salah satu sektor yang paling terdampak akibat kondisi ekstrem tersebut.
Pantauan di lapangan menunjukkan antrean panjang kendaraan di sejumlah Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU). Warga berdesakan untuk mendapatkan BBM yang mulai langka dalam beberapa hari terakhir. Di SPBU Jalan Danai, antrean kendaraan bahkan meluber hingga ke badan jalan. Situasi serupa juga terlihat di SPBU Jalan Arif Rahman Hakim serta SPBU Jalan Medan Tenggara pada Sabtu (29/11/2025). Pengendara tampak mengatri panjang demi memperoleh bahan bakar untuk kebutuhan harian.
Gubernur Sumatera Utara, Bobby Nasution, menjelaskan bahwa terhambatnya pasokan BBM dipicu oleh tingginya gelombang laut di perairan Belawan. Kondisi tersebut membuat kapal tanker pengangkut BBM tidak dapat bersandar di dermaga, sehingga proses bongkar muat tertunda.
“Ya memang dari kemarin kita koordinasi terkait BBM karena di Belawan ombak tinggi. Sampai sekarang belum bisa nyandar. Tanker sudah ada,” ujar Bobby pada Jumat (28/11/2025), menegaskan bahwa pasokan sebenarnya telah tiba namun belum dapat diturunkan.
Sebagai langkah antisipatif, pemerintah provinsi telah meminta tambahan pasokan BBM dari luar daerah. Sebanyak 30 truk pengangkut bahan bakar dikirim dari Pekanbaru dan saat ini sedang menuju Sumatera Utara. Upaya ini diharapkan mampu menstabilkan distribusi sementara menunggu kondisi laut di Belawan kembali normal.
Banjir besar yang melanda Kota Medan sejak Kamis (27/11/2025) sebelumnya telah merendam ratusan rumah warga.
Sejumlah sungai meluap akibat curah hujan tinggi, mengakibatkan kerusakan infrastruktur, gangguan transportasi, dan terhambatnya distribusi logistik termasuk energi. Dampak banjir terasa di berbagai sektor, terutama bagi masyarakat yang bergantung pada mobilitas dan aktivitas ekonomi sehari-hari.
Petugas SPBU di kawasan Medan Tenggara membenarkan bahwa pasokan BBM baru mulai masuk kembali pada Sabtu pagi.
“BBM baru hari ini masuk dan masyarakat berbondong-bondong untuk dapat membeli BBM,” ujarnya singkat.
Situasi kelangkaan dikeluhan masyarakat. Imran (56), salah seorang warga, mengaku kecewa dengan kondisi yang berlarut-larut. Ia menyebut antrean panjang dan sulitnya mendapatkan BBM membuat aktivitas ekonomi terhambat.
“Semoga kondisi kelangkaan BBM cepat pulih. Akibat kelangkaan BBM, ekonomi bisa lumpuh,” ungkapnya.
Tidak hanya di SPBU, para penjual BBM eceran yang biasanya mudah ditemui di berbagai titik jalan juga tidak terlihat beroperasi. Warga menyebut stok BBM eceran langsung habis diserbu masyarakat sejak pasokan di SPBU menipis
Pantauan awak media di sejumlah SPBU di Kota Medan menunjukkan antrean mengular panjang, dengan kendaraan mengisi ruas jalan hingga menyebabkan kemacetan di beberapa titik.
Hingga kini, pemerintah daerah terus melakukan koordinasi dengan Pertamina, otoritas pelabuhan, dan instansi terkait lainnya untuk memastikan pasokan BBM dapat segera kembali normal. Pemerintah menunggu kondisi cuaca dan gelombang laut di Belawan membaik agar proses bongkar muat kapal tanker dapat dilaksanakan tanpa hambatan. (Suatrisno)




























