Medan– Kerasnya kehidupan kembali dirasakan masyarakat kecil khususnya para penarik becak dayung di Kota Medan.
Pahitnya kehidupan di Kota Medan dirasakan oleh seorang kakek penarik becak dayung bernama Panjang (58).
Nasib Panjang terlihat sangat menyedihkan, ia terduduk sambil menahan sakit diatas becak dayungnya di Jalan Cemara, Kelurahan Kota Maksum IV, Kecamatan Medan Area, kota Medan.
Pantauan awak media pada Minggu, (7/4/2024) di lokasi, memasuki akhir Ramadhan 1445/2024, kondisi Panjang sangat memprihatinkan dan butuh penangan serius dari pemerintah khususnya Pemerintah Kota (Pemko) Medan.
Akibat sakit yang dideritanya, Panjang terlihat hanya terduduk lemah di atas becak dayungnya, Selain itu, untuk buang air besar dan air kecil sekarang ini hanya dilakukan diatas becak.
Siman (47), salah satu warga seputaran yang mengenal Panjang mengatakan, sudah sejak lama dia makan dan tidur diatas becak. Sudah coba mencari keluarganya tapi tidak ada ketemu.
“Gimana lagi kami bisa bantu, sudah diusahakan cari keluarganya tapi tidak ketemu. Harapannya, ada para dermawan yang bisa membawa ke rumah sakit agar dapat diobati,” ujar Siman dengan rasa khawatir bila hal yang tidak diinginkan terjadi kapada awak media.
Selain itu, Siman juga menjelaskan, dia sempat berkeluarga dan sekarang sudah tidak bersama, dari perkawinan tersebut tidak mempunyai anak.
“Semenjak yang saya tahu, Panjang tidak punya anak, pekerjaannya dari dulu bawa becak dayung,” ucapnya.
Rasa simpati kepada Panjang juga disampaikan pedagang warkop Dedi (35), ia juga menyatakan rasa prihatinnya dan ingin membantu Panjang untuk berobat, tapi apa daya kondisi ekonominya tak mampu menanggung biaya untuk perawatan di rumah sakit.
“Kalau kami bawa ke rumah sakit nanti biayanya, siapa yang nanggung serta yang mengurus di rumah sakit pun siapa. Dalam hal ini memang mesti pemerintah yang campur tangan agar bisa terlaksana untuk bisa berobat,” kata Dedi. (Soni)