Aceh Tamiang – Kepolisian Republik Indonesia menargetkan pembangunan 300 titik sumur bor di Kabupaten Aceh Tamiang, Aceh, sebagai bagian dari upaya pemenuhan akses air bersih bagi masyarakat pascabencana banjir dan longsor. Hingga pertengahan Desember 2025, sebanyak 23 titik sumur bor dilaporkan telah rampung dan mulai dimanfaatkan warga.
Program pembangunan tersebut dirancang untuk menjangkau 216 desa yang tersebar di 12 kecamatan. Sasaran utama meliputi masjid dan musholla, puskesmas, sekolah, pesantren, lokasi pengungsian, serta sejumlah fasilitas umum dan permukiman warga yang mengalami keterbatasan akses air bersih.
Data Divisi Humas Polri menunjukkan, dari 23 titik yang telah beroperasi, satu unit berada di lingkungan Polres Aceh Tamiang. Sebanyak 14 titik lainnya dibangun di masjid dan musholla. Selain itu, sumur bor juga tersedia di Posko Terminal Kuala Simpang, satu pesantren, satu sekolah, satu lokasi pengungsian, serta dua titik di kawasan perumahan warga. Polri turut merehabilitasi dua sumur bor milik masyarakat yang sebelumnya tidak berfungsi agar kembali dapat digunakan.
Kepala Bagian Penerangan Umum Divisi Humas Polri, Komisaris Besar Polisi Erdi A. Chaniago, mengatakan pembangunan sumur bor tersebut mencerminkan keterlibatan langsung Polri dalam membantu masyarakat memenuhi kebutuhan dasar, khususnya ketersediaan air bersih, setelah terdampak bencana alam.
“Pembangunan sumur bor merupakan bentuk komitmen Polri untuk hadir di tengah masyarakat, terutama pada wilayah terdampak banjir dan longsor. Ketersediaan air bersih sangat penting untuk mendukung aktivitas ibadah, layanan kesehatan, serta kebutuhan harian warga,” ujar Erdi. Senin, (22/12/25.
Menurut Erdi, pembangunan akan dilaksanakan secara bertahap hingga seluruh target 300 titik sumur bor terealisasi. Polri juga terus berkoordinasi dengan pemerintah daerah dan masyarakat setempat guna memastikan pelaksanaan berjalan tepat sasaran dan sesuai kebutuhan lapangan.
Kabupaten Aceh Tamiang termasuk daerah yang terdampak cukup parah akibat banjir dan longsor pada akhir November lalu. Bencana tersebut merusak sejumlah infrastruktur dasar dan menyebabkan terganggunya pasokan air bersih di beberapa wilayah. Kehadiran sumur bor diharapkan dapat membantu proses pemulihan sekaligus mengurangi risiko krisis air bersih pada masa mendatang.
Selain berfungsi sebagai langkah penanganan pascabencana, pembangunan sumur bor juga dipandang sebagai bagian dari upaya Polri memperkuat hubungan dengan masyarakat melalui kegiatan kemanusiaan dan pelayanan publik. (**)



























