Jakarta – Anak-anak muda atau yang biasa disapa generasi milenial diharapkan masuk ke dalam ekosistem digital dan mengedepankan produk-produk kreatif. Anak-anak muda Indonesia harus menjadi generasi yang inovatif, adaptif, dan kolaboratif dalam menghadapi perekonomian pascapandemi Covid-19.
Demikian mengemuka dalam webinar Ngobrol Bareng Leguslator bertajuk Konten Kreator: Digitalisasi Industri Kreatif di Indonesia, yang diselenggarakan di Jakarta, Selasa (30/8).
Webinar via zoom yang diselenggarakan DPR bersama Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) diikuti 250 mahasiswa dari wilayah Sumatera Utara dan sebagian wilayah Jabodetabek menghadirkan Ketua Komisi 1 DPR Meutya Hafid sebagai keynote speaker, Dirjen Aptika Kemenkominfo, Semuel A Pangerapan dan Beauty Content Creator, Raudhah Nasution sebagai pembicara.
Dalam paparannya, Ketua Komisi 1 DPR Meutya Hafid mengatakan dalam menghadapi era industri 5.0 yang serba digital, Indonesia membutuhkan sumber daya manusia yang profesional, kompetitif dan kompeten.
Mengingat jumlah anak-anak muda yang sangat besar dan tersebar di seluruh Indonesia, keberadaan para generasi muda itu diharapkan dapat ikut berpartisipasi dalam pembangunan perekonomian khususnya sektor teknologi dan digital.
“Kami berharap anak-anak muda akan menjadi “new content creator” yang dapat menghasilkan karya dan produk kreatif digital yang berkualitas dan kompetitif agar mampu turut serta berperan aktif dalam ekosistem digital,” ujarnya.
Politisi perempuan Partai Golkar itu menyebut profesi konten kreator menjadi peluang baru bagi dunia industri kreatif. Pasalnya, pertumbuhan industri konten kreatif sejalan dengan berkembangnya sektor ekonomi kreatif di Tanah Air saat ini.
“Nilai pasar industri konten kreator di Indonesia bisa mencapai Rp4-7 triliun. Nilai ini akan terus meningkat dan mampu mencapai lima kali lipat pada tahun 2027,” papar Meutya.
Di tempat yang sama, Beauty Content Creator, Raudhah Nasution mengatakan dirinya berkecimpung dalam dunia kontsn kreator sejak 3 tahun yang lalu. “Sejak tamat SMA tahun 2020, saya masuk dunia konten kreator sampai sekarang,” ujarnya.
Menurut Raudhah, untuk menjadi konten kreator menurut dia harus memiliki kemampuan riset dan manajemen waktu. Ditambah lagi, kemampuan copywriting, editing dan photography dan videography.
Sejumlah manfaat menjadi konten kreator kata Raudhah adalah bisa memperluas koneksi sekaligus wadah untuk berkembang dengan menjalin partnership atau kolaborasi dengan pihak lain. “Selain manfaatnya sebagai personal branding juga,” ujarnya.
Sementara itu, Dirjen Aptika Kemenkominfo, Semuel A Pangerapan mengatakan pesatnya peran teknologi semakin terpacu dengan adanya pandemi Covid-19 mendorong semua pihak untuk berinteraksi dan melakukan berbagai aktivitas di ruang digital.
“Kondisi ini menunjukkan kita berada di era percepatan transformasi digital,” kata Semuel.
Ia menilai pandemi Covid-19 telah mengubah cara masyarakat dalam beraktivitas di berbagai lini kehidupan. Hal inilah yang mempertegas bahwa sedang terjadi era disrupsi teknologi. Oleh karena itu, pemerintah tengah menyiapkan SDM Indonesia dengan keterampilan digital yang sesuai untuk menghadapi perubahan ini.(ma)