Jakarta – Potensi ekonomi digital Indonesia membuka banyak peluang besar lapangan pekerjaan untuk industri UMKM. Bahkan industri kreatif UMKM dianggap terus bertumbuh pesat dalam mendorong perekonomian negara.
Demikian mengemuka dalam webinar Ngobrol Bareng Legislator bertajuk Digitalisasi UMKM dan Potensi Ekonomi Digital Indonesia, yang diselenggarakan di Jakarta, Selasa (2/8).
Webinar via zoom yang diselenggarakan DPR bersama Kementerian Komunikasi dan Informatika (KemenKominfo) diikuti 250 mahasiswa dari wilayah Sumatera Utara dan sebagian wilayah Jabodetabek menghadirkan Ketua Komisi 1 DPR, Meutya Hafid sebagai keynote speaker, Dirjen Aptika Kemenkominfo, Semuel A Pangerapan dan F&B Entreprenuer, Sarah Agnestika.
Sarah Agnestika dalam paparannya mengungkapkan selain berkontribusi bagi PDB dan mampu menyerap 97 persen dari tenaga kerja, UMKM juga bisa menjadi pengentasan kemiskinan dan pengangguran. “Namun UMKM memiliki tantangan yaitu digitalisasi,” kata Sarah.
Menufut Sarah, digitalisasi UMKM merupakan proses yang mengubah komunikasi, interaksi dan segala manfaat dalam bisnis menjadi digital. “Ini yang menjadi tantangan dimana melalui penerapan digitalisasi bisnis, para pelaku usaha beralih dari sistem konvensional menjadi virtual,” ujarnya.
Sementara itu Ketua Komisi 1 DPR, Meutya Hafid dalam keynote speakernya mendorong pemerintah dalam hal ini Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) untuk berpartisipasi aktif dalam melalukan pelatihan-pelatihan yang meningkatkan kemampuan para wirausaha seperti para pelaku UMKM dalam mengoptimalkan ruang digital guna meningkatkan transaksi dan nilai usahanya.
Politisi perempuan Partai Golkar itu menyarankan strategi para pelaku UMKM di era pandemi perlu memperkuat sistem digital dengan memanfaatkan pemasaran daring via media sosial, laman dan marketplace.
“Perlu juga berkolaborasi dengan mitra bisnis, menambah tipe produk serta meningkatkan inovasi produk dan pelayanan,” ujarnya.
Di tempat yang sama, Dirjen Aptika Kemenkominfo, Semuel A Pangerapan mengatakan kehadiran pandemi Covid-19 di tengah pesatnya perkembangan teknologi telah mengubah cara masyarakat dalam beraktivitas dan bekerja. “Kehadiran teknologi sebagai bagian dari kehidupan di masyarakat inilah yang mempertegas bahwa kita sedang menghadapi era disrupsi teknologi,” ujarnya.
Untuk menghadapi hal tersebut, lanjut Semuel, dibutuhkan kerja sama masyarakat dalam mewujudkan agenda transformasi digital di Indonesia. (ma)