Jakarta – Dewan Pimpinan Pusat Serikat Mahasiswa Muslimin Indonesia (SEMMI) mendukung penuh hasil Kongres KNPI XVI – NTB yang menghasilkan Ketua Umum Raden Andreas Nandiwardhana.
Ketua umum SEMMI M. Azizi Rois berharap agar Ketum DPP KNPI hasil Kongres XVI NTB dapat menjadi pemersatu organisasi kemasyarakatan pemuda (OKP) yang saat ini masih terpecah belah.
“Kami berharap KNPI Kongres Lombok NTB dapat mempersatukan faksi yang ada di tubuh organisasi pemuda tersebut. Di bawah kepemimpinan Raden Andreas kami optimis KNPI kembali bersatu,” ujar Azizi Rois dalam keterangannya, Senin (27/9/2021).
Azizi Rois mengungkapkan, beban pemerintah saat ini sudah cukup berat dalam menanggulangi dampak pandemi Covid-19. Untuk itu kehadiran pemuda saat ini sangat dibutuhkan.
Namun demikian, harapan itu sulit terwujud bila organisasi pemuda masih terpecah belah. “Kami apresiasi langkah Ketum KNPI Kongres XVI NTB yang ingin menyatukan KNPI agar melebur jadi satu,” tandas Azizi.
Lanjut Azizi, pihaknya juga sepakat untuk berjalan bersama KNPI Kongres NTB dalam memgawal NKRI dan mendukung penuh segala program kerja pemerintah.
Terkait dengan dukungan SEMMI, Ketua Umum KNPI Raden Andreas Nandiwardhana menyambut baik atas dukungan dan sumbangsih dari kawan-kawan SEMMI.
“Kami ucapkan terima kasih atas dukungan saudara-saudara kita di SEMMI yang ikut prihatin atas kondisi pemuda saat ini. Tiada kata lain, KNPI harus bersatu. Karena kita sudah lelah dengan perpecahan. Padahal kita ketahui bahwa pemuda sebagai garda terdepan dalam mengawal program pemerintah,” beber Andre.
Andre mengatakan pemuda merupakan kekuatan moral, kontrol sosial, dan agen perubahan sebagai perwujudan dari fungsi, peran, karakteristik, dan kedudukan yang strategis dalam pembangunan nasional.
Untuk itu, tanggung jawab dan peran strategis pemuda di segala dimensi pembangunan perlu ditingkatkan.
Menurut Andre sejarah pejuangan bangsa telah mencatat peran penting pemuda, yang dimulai dari pergerakan Budi Utomo 1908, Sumpah Pemuda 1928, Proklamasi Kemerdekaan 1945, pergerakan pemuda, pelajar dan mahasiswa 1966, sampai dengan pergerakan mahasiswa pada 1998.
“Hal ini membuktikan bahwa pemuda mampu berperan aktif sebagai garda terdepan dalam proses perjuangan, pembaharuan, dan pembangunan bangsa,” tegasnya. (*)