Jakarta – Pengelolaan kesehatan ikan dan lingkungan menjadi salah satu kunci keberhasilan dalam melakukan usaha di bidang perikanan budidaya, untuk itu Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) memiliki unit kerja Loka Pemeriksaan Penyakit Ikan dan Laboratorium (LP2IL) Serang yang menjalankan fungsi pokok-pokok pelayanan teknis di bidang kesehatan ikan dan lingkungan.
Salah satu inovasi yang dikembangkan untuk pengelolaan kesehatan ikan dan lingkungan adalah test kit UTILITAS (Uji Cepat di Lapangan Parameter Nitrit dan Fosfat).
Salah satu sosok di balik kesuksesan pengembangan inovasi tersebut adalah Ellis Mursitorini, Pengendali Hama dan Penyakit Ikan Muda di LP2IL Serang. Atas prestasinya tersebut Ellis dianugerahi Tanda Kehormatan Satyalancana Wira Karya dari Presiden Joko Widodo, yang diserahkan oleh Menteri Kelautan dan Perikanan, Sakti Wahyu Trenggono bersama beberapa pegawai KKP lainnya.
Menurut Ellis, salah satu hal yang dilakukan pembuatan test kit UTILITAS digunakan untuk mendukung peran laboratorium dalam pengujian kualitas udara sebagai metode uji alternatif yang cepat dan sederhana dan dapat dilakukan secara mandiri pada lokasi budidaya tanpa harus menunjukkan sampel uji ke laboratorium, sehingga hasil diagnosa.(25/8)
“Kegiatan pembuatan smart kit yang telah dikembangkan sejak tahun 2012 ini telah melalui beberapa tahap sebelum diseminasi dan implementasi di masyarakat seperti tahap studi literatur metode uji, penyusunan formulasi bahan, validasi metode, uji dan ketahanan kit, pembuatan kertas standar kit hingga pembuatan dan pengemasan kit. Untuk smart kit nitrit sudah mulai dikenal sejak tahun 2014, sedangkan untuk smart kit fosfat mulai dikenal pada awal tahun 2019,” jelas Ellis.
Dengan hasil uji yang telah terbukti valid dan akurat serta dapat menunjukkan hasil dalam waktu yang singkat, pada tahun 2020 LP2IL Serang mulai memproduksi serta mendistribusikan sebanyak 800 paket smart kit baik nitrit maupun fosfat kepada pemangku kepentingan perikanan budidaya meliputi pembudidaya, penyuluh, dinas perikanan maupun akademisi dan pihak lain yang bergerak dalam bidang perikanan dengan tujuan agar kualitas perairan untuk usaha budidaya dapat terus terjaga.
“Inovasi smart kit ini juga sangat cocok dengan kebijakan pemerintah terkait kegiatan masyarakat seperti sekarang, karena dapat meminimalkan kontak langsung untuk mencegah penyebaran virus. Selain itu dengan harga yang cukup ekonomis dibandingkan dengan test kit serupa yang ada di pasaran, apabila smart kit yang diperjualbelikan di masa mendatang akan terjangkau oleh pembudidaya skala menengah ke bawah,” pungkas Ellis.
Sebagai perbandingan, tarif yang ditetapkan melalui peraturan pemerintah untuk melakukan uji fosfat maupun nitrit di laboratorium adalah sebesar Rp40-50 ribu per sampel uji belum termasuk transportasi atau ongkos kirim dari lokasi pengambilan sampel. Sedangkan biaya produksi yang dikeluarkan untuk pembuatan smart kit fosfat dan nitrit adalah Rp200 ribu per kemasan yang bisa dipakai untuk pengambilan sampel sebanyak 140 kali atau hanya sekitar Rp1.500 – 2.000 per sampel uji.
Direktur Jenderal Perikanan Budidaya, Tb Haeru Rahayu yang akrab disapa Tebe menyampaikan apresiasi kepada jajarannya yang telah berhasil memberikan sumbangsih bagi bangsa dan negara terutama untuk kemajuan budidaya perikanan di Indonesia.
“Dengan kualitas lingkungan budidaya yang terjaga, pertumbuhan komoditas dapat lebih optimal dan tingkat hidup dapat meningkat yang berdampak langsung pada kesejahteraan pelaku usaha budidaya,” tandas Tebe.
Sebagai parameter informasi merupakan satu faktor penting pada lingkungan budidaya perikanan karena fosfat merupakan faktor pembatas yang mempengaruhi kehidupan organisme akuatik terutama dalam tingkat kesuburan perairan dan produktivitas perairan. Sedangkan nitrit salah satu senyawa hasil oksidasi nitrogen oleh bakteri yang bersifat toksik bagi hewan akuatik walaupun dalam jumlah yang sedikit.
Adapun proses pengujian kualitas udara apabila menggunakan smart kit nitrit dapat dilakukan membaca hasil mulai menit 3 – 30, sedangkan untuk smart kit fosfat dapat membaca hasil mulai menit 10 – 240. Efisiensi waktu yang dihasilkan sangat signifikan karena sebelumnya proses pengujian dua parameter kualitas air ini jika dilakukan di laboratorium membutuhkan waktu selama 2 hari. (MA)