Pakpak Bharat – Renovasi Mushola Al-Hidayah yang berlokasi di Sinderung, desa Aornakan I, Kecamatan Pergetteng Getteng Sengkut, Kabupaten Pakpak Bharat, menarik perhatian setelah bantuan renovasi dari pemerintah setempat senilai 50 juta rupiah belum terlihat terealisasi. Hal ini menimbulkan kekhawatiran di kalangan jamaah akan penggunaan dana yang tepat.
Sebelumnya, beredar informasi bahwa bantuan yang diterima hanya sebesar 25 juta rupiah, namun bendahara Badan Kenajiran Mushola (BKM) Al-Hidayah, Harapan Bancin, memastikan bahwa nilai sebenarnya adalah 50 juta rupiah setelah dikonfirmasi.
Dahlan Bancin, mantan pengurus BKM, menyampaikan kecurigaannya atas penyelewengan anggaran, mengingat hanya sebagian kecil dari dana tersebut yang dialokasikan untuk renovasi.
“Pembangunan Mushola Al-Hidayah saat ini masih menjadi pertanyaan di kalangan jamaah. Pengurus BKM sebelumnya telah menginformasikan jumlah dana yang diterima, namun pembangunan tidak sesuai harapan,” ungkap Dahlan. Pada Selasa (08/10/24).
Dia juga mendesak instansi terkait untuk melakukan audit terhadap penggunaan dana tersebut.
“Transparansi mengenai penggunaan dana bantuan ini sangat penting agar semua pihak dapat mengetahui realisasi renovasi Mushola,” tambahnya.
Dalam perkembangan terbaru, sekretaris BKM Musholla Al-Hidayah, Darius Manik, mengungkapkan ketidakpuasannya karena tidak dilibatkan dalam pengurusan administrasi. Dia menyatakan sikap di hadapan jamaah bahwa ia tidak lagi bersedia menjabat sebagai sekretaris BKM, menambah kejanggalan dalam pengelolaan Mushola Al-Hidayah.
Kondisi ini semakin mendesak perhatian mengingat pentingnya fasilitas ibadah bagi masyarakat setempat. Jamaah berharap agar proses renovasi dapat segera dilanjutkan sesuai dengan rencana yang telah disampaikan sebelumnya. (DB)