Medan – Menjelang perayaan Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2025, Komunitas Pedagang Lintas UMKM (PL-UMKM) mengeluhkan sepinya pembeli, terutama dari luar kota. Ketua PL-UMKM, Bustami, mengatakan bahwa penurunan jumlah pembeli dari luar kota sangat drastis, yang diduga dipengaruhi oleh dampak digitalisasi dan maraknya penggunaan media sosial dalam perdagangan.
“Pada tahun-tahun sebelumnya, penjualan luar kota masih cukup baik menjelang Nataru. Namun, kali ini penurunan sangat terasa,” ujar Bustami saat ditemui pada Sabtu (21/12/2024).
Menurut Bustami, semakin sulit bagi pedagang konvensional untuk bersaing, terutama terkait dengan pemasaran produk ke luar kota. Ia menyatakan bahwa regulasi yang ada saat ini tidak mendukung pedagang tradisional, sementara perdagangan barang secara online semakin bebas tanpa pembatasan yang jelas.
“Harapan kami, pemerintah melalui dinas terkait dapat menertibkan pedagang online dengan menutup platform atau situs yang menjual barang tanpa aturan yang jelas. Tanpa regulasi yang tegas, pedagang konvensional akan terus tergerus dan kesulitan bersaing,” tambah Bustami.
Bustami juga menyoroti dampak negatif bagi produk home industry, khususnya di kota Medan, yang semakin terpinggirkan akibat maraknya penjualan online. Ia berharap agar semua pihak, termasuk pemerintah dan pemangku kepentingan lainnya, dapat memberikan solusi terhadap masalah ini.
“Meskipun kami menyadari bahwa kemajuan teknologi tidak bisa dibatasi, kami berharap pemerintah bisa mengatur dan memberikan kebijakan yang dapat membantu kami dalam memasarkan produk secara lebih adil,” pungkasnya.
Komunitas PL-UMKM adalah wadah bagi pelaku UMKM yang menjual produk mereka hingga ke luar kota, dengan tujuan untuk meningkatkan pemasaran dan daya saing produk lokal. (Dot)